Historical-Analaitic terbentuknya
Regionalisme Uni Eropa[1]
Latar Belakang
Sejarah terbentuknya integrasi Negara-negara Eropa tidaklah semudah seperti apa yang kita bayangkan sebelumnya, cikal bakal terbentuknya sungguh penuh perjuangan yang sangat dramatis, pegolakan berdarah yang tidak ada henti-hentinya, seperi perang 30 tahun, PD1,PDll sampai mencekamnya perang dingin, perang ideology antara sekutu Kapitalisme Liberalisme yang dikomandoi oleh Amerika serikat dan Komunisme dengan blok Unisovietnya, Eropa adalah Negara yang dalam sejarahnya dipeuhi konflik, boleh dibilang sebagai batlle field utama peang-perang besar yang pernah terjadi di dunia, semuanya itu berawal dari Eropa dan bermuara juga di eropa seperti PD1 dan PDll. Akan tetapi dari konfik terebut Negara-negar eropa itu mengambil suatu pelajaran yang berharga, mereka mencoba berpikir bagaimana agar konflik yang terjadi bisa di manage, bagaimana bisa mengakomodasi setiap kepentingan yang ada sehingga tidak terjadi class of interest yang menelan rinbuan umat manusia.
Rencana awal pembentukan European unity sebenarnya bukan berawal dari pasca PDll akan tetapi sudah dimulai sejak berkemelutnya perang 30 tahun di tahun 1648, penasehat raja Perancis De Sully mengembangkan “Grang Design” untuk European unity berdasarkan toleransi beragama [2] masa inilah yang kemudian hari oleh Stillborn dikatakan rencana awal terbentuknya European Community bagi bangsa-bangsa di eropa yang di kemudan hari semakin intens setelah perang dunia ll, dimana sedang terjadi krisis yang sangat parah, efek dari kehancuran baik dari segi ekonomi dan infrastruktur memancing Amerika dengan bantuan Marshall Plannya( European Recovery Program) semakin menancapkan nasional interesnya, bantuan itu disambut baik oleh Eropa, terutama oleh Eropa Barat, AS melalui institusi Bretton Woods mendirikan suatu institusi untuk megkoordinir bantuannya yang berupa material maupun modal yang dikenal OEEC(Organization for Europian Economic Cooperation) pada tahun 1948.
Berawal dari OEEC keudian terbentuklah ECSC (European Coal and Steel Community) pada tahun 1950, EEC (European Economic Community) hingga pengintegrasian mata uang Eropa menjadi Euro yang paling kuat dan stabil di dunia. Sederet kronologis historis ini sangatlah menarik jika dikaji, sebenarnya bagaimana proses pengintegrasian Eropa ini terjadi karena European Union ini bisa dibilang adalah suatu kawasan yang paling stabil, makmur sehingga menjadi panutan regional lainnya seperti halnya ASEAN, Afrika dll
Rumusan Masalah
Yang menjadi keamanannya dari PDll dan juga ancaman dari komunisme yang mulai berkembang di Eropa, jadi butuh penyatuan Eropa, kedua, kemakmuran, hancurnya perekonomian karena perang dan renannya perekonomian Negara –negara Eropa terhadap krisis lebih efektif dan akan lebih stabil serta menjanjikan apabila Eropa mengintegrasikan diri menjadi United of Europe, ketiga kebebasan dan mobiltas, masyarakat dan barang sangat terbatas ruang lingkup pergerakannya selama terjadinya perang yang berlansung lama. Yang keempat Power, kekuatan bangsa-negara Eropa mulai merebut, terbukti hilangnya daerah kooni-koloni mereka dan bahkan tidak ada Eropa barat kecuali Igriss pada tahun 1946-1948 sehingga membuat kurang diperhitungkannya di dalam perpolitikan global[3]. Terkait adanya kontroversi ataupun tidak terkait argument Churchil diatas yang pasti dia mempunyai dukungan penuh atas integrasinya Eropa yang dia sebut United of Europe. Melalui Marshal Plann AS membentuk OEEC.
Sebelum didirikannya OEEC, Perancis dan Ingriss menandatangani sebuah perjanjian yang dikenal treaty of Dunkirk pada bulan Maret, treaty tersebut berisi kerjasama diantara kedua belah pihak terhadap kemungkinan ancaman agresi Jerman, dilain sisi kerja sama ini juga menekankan dibidang perekonomian yang kemudian dilanjuti dengan di umumkannya program bantuan marshal Plann pertama kali pada bulan Juni 1947 dua bulan setelahnya[4], dalam melancarkan program Marshall Plannya AS melalui institusi Bretton Woods mendirikan OEEC( Organization for European economic Community) pada tahun 1948 yang berfungsi untuk mendistribusikan bantuan dari AS, pada dasarnya bantuan ini mempunyai motif yang mendasar , guna menghambat lajunya agresifitas komunis di Eropa.
Diasaat yang sama Eropa Barat mendapatkan ancaman dari berbagai terbentuknya badan-badan komunisme yang diprakarsai oleh blok Unisoviet di eropa Timur.menanggapi hal itu Eropa Barat membentuk kerjasama “ Brussel Treaty” sebuah alliance militer denagn anggota Prancis, Britain, dan Negara-negara Benelux, kerjasama ini juga dikenal dengan WEU (Western European Union) yang ditandatangi pada Maret 1948 yang kemudian dissusul terbentuknya NATO (North Atlantic Organization) bulan April 1949[5].
Keterkaitan Security ke arah Ekonomil
Pada tahun 1950 Robert Schuman, MENLU Perancis membuat suatu proposal yang di kenal Schuman Plan yang mempunyai tujuan mengontrol pduduksi baja dan batu bara Perancis dan Jerman itu sendiri dan di sharingkan ke dalam satu common market, dia mengajukan proposal ini keanggotaannya terbuka bagi Negara Eropa secara luas, otoritas tertinggi dimiliki oleh parliamentary assembly, sedangkan yang terkait dengan hukum di urus oleh Court of Justice , dan bagi perwakilan Negara-negar anggota di wakili oleh Council of Minister[6] atau dewan Menteri. Organisasi ini adalah organisasi supranasional, artinya setiap Negara harus berbagi otoritas (share authority), oraganisasi ini yang dikenal ECSC (European Coal and Steel Community), ECSC kemudian di tandatangani pada bulan April 1951 dan berlaku pada Juli 1952, yang beranggotakan Perancis, German, Italy dan ketiga negara Benelux, adanya prakarsa ini disebabkan kehawatiran Perancis dan Eropa Barat lainnya terhadap poetensi kebaggkitan persenjatan Jerman yang bisa kapan saja menyerang mereka.
Disela-sela mempesiapkan berlakunya ECSC ini, ke 6 Menteri Luar negeri ini juga membuat suatu perjanjian yang di kenal European Defense Community (EDC) dibawah sebuah supranational seperti halnya ECSC. Perjanjian ini di design untuk membolehkan persenjataan Jerman akan tetapi dalam lingkup Eoropean Army[7], artinya Jerman tidak boleh mengembangkan persenjataannya yang berlebihan melebihi kapasitas yang sudah disepakati karena bisa menimbulkan gejolak yang tidak diinginkan sapaerti invasi sebelunya. Keberhasilan ECSC membuat 6 negara tadi membuat kerjasama ekonomi yang lebih mendalam.
Pada Maret 1957 ke 6 negara tadi sepakat menandatangani perjanjian ekonomi yang dikenal EEC (European Economic Community) yang juga dikenal “Treaty of Rome” dengan secara berkala Eropa melakukan common market yang ditandai bebasnya pergerakan barang, manusia,dan modal. Di kesempatan yang sama mereka juga membuat kerja sama EUROATOM (European Atomic energy community) untuk memfasilitasi penegembangan kerjasama dibidang enerhi nuklir. pada tahun 1967 Common market ini sudah sepenuhnya berjalan, 4/5 barang dll dari tiap Negara sudah dihapus[8]. Negara anggota yang bergabung dalam keanggotaan EEC ini mempunyai motif yang berbeda semisal, Jerman menggunakan keanggotaan EEC ini agar bisa diterima oleh maasyarakat internasional khususnya dikalangan Eropa, sedangkan Perancis mempunyai motive agar agar bisa mendominasi percaturan politik di kawasan Eropa, Italy mempunyai tujan agar mendapatkan rehabilitas diplomatic dan perkembangan dibidang ekonomi, sedangkan Negara-negara Benelux ingin menikmati manfaat tariff yang rendahdan effisiensi dalam perdagangan[9]. Tujuan utama dari EEC ini adala mempromosikan perdagangan bebas antar Negara anggota.
Trebentuknya EEC ini memberi dampak yang sangat sigmifikan terhadap perekonomian anggotanya, begitu juga perdagangan diantara Negara anggota meningkat secara signifikan yang pada tahun 1958 perdagangan hanya 29% meningkat menjadi 52% pada tahun 1972[10]. Dalam perkembangannya buah dari EEC ini membentuk suatu perjanjian dibidang pertanian yang dikenal Common Agriculture Program (CAP), CAP ini memberikan sstandart hidup yang adil terhadap para petani, kebijakan tersebut disambut dengan antusias oleh para petani. Pada tahun 1973 EEC menerima 3 anggota baru yaitu Denmark, Irlandia dan Ingris. Penerimaan ini adalah hal pertama dalam perluasan keanggotaan EEC.
Integrasi Eropa menghadapi cobaan
Pada tahun 1970an integrasi eropa menedapat ujian yang sangat berat, meningkatnya harga minyak 4 kali lipat adalah cikal bakal dari kebimbangan integrasi ini, Negara-negara yang tergabung dalam OPEC (Organization of Petroleum Exporting Country) menutut agar para importir-importir minyak begitu juga Eropa menghentikan dukungannya terhadap Israel, walhasil Perancis dan Jerman meninggalkan Israel, sedangkan Belanda menanggung emabargo atas minyak sehingga membuat perekonomiannya stagnan, begitu juga Negara anggota EEC laiinya mengalami gejolak yang memprihatinkan, dilain sisi mereka terancam oleh perkembangan perekonomian Jepan dan China, sehingga terlontar dari mulut PM inggris pada saat itu, Edward Heath :
”After the oil crisis 0f 1973-1974 the community lost its momentum and, what was worse, lost the philosophy of Jean Monnet, that community exists to find common solution to common problem”[11]
Pada pertengahan terjadinya krisis di dalam anggota EEC terjadi pergolakan yang di prakarsai oleh United Kingdom yang mengiginkan peranan yang lebih di dalam EEC itu sendiri, akan tetapi tujuan tersebut mendapatkan sandungan dari anggota laiinya seperti Jeman-Perancis.. Salah satu di bentuk menaggapi gejolak yang ada maka dibentuklah European Monetary System (EMS) EMS ini berfungsi menetapkan currency anggota EEC, sebelum terbentuknya EMS ini setiap anggota seenaknya memainkan currency sehingga fluktuasi selalu terjadi, mereka mengistialah “snake” dan dengan dibentuknya EMS menjadi “ snake in the tunnel”[12]
Pada tahun 1981 Yunani bergabung ke dalam keanggotaan EEC, Spanyol dan Portugal pada tahun 1986. Diterimanya keanggotaan Yunani, Spanyol dan Portugal membawa permasalahan tersendiri di dalam tubuh EEC disebabkan ketidak samaan kemajuan perekonomian dibandingkan Negara anggota EEC lainnya seperti GNP perkapita Portugal $10,670, Yunani $11,740, sedangkan Negara-negara anggota EEC laiinya seperti Jerman $26,570 dan United Kingdom $21,410[13].kemiskinan yang ada di Negara tersebut memberatkan anggota EEC laiinya, EEC harus mengelontorkan sebagian dananya guna meningkatkan perekonomian dan pembiayaan demokrasi.
Integrasi kearah semakin mendalam
Pada Desember 1985 Single European Act (SEA) disetujui dan kemudian diratifikasi tahun 1986, SEA ini adalah hasil modifikasi dari perjanjian sebelumnya yaitu Treaty of Rome yang menjelma menjadi EEC. Implemetasi SEA ini kemudian dikenal “Four Freedom” bebas barang, bebas “market in service”, bebas pergerakan manusia, dan bebas aliran modal[14]. SEA ini berjalan dengan lancar sehinnga pada tahun 1992 95% dari proposal sudah diimpementasikan.
Pada tahun 1989 integrasi mulai merambat ke sector perbankan dengan dibentuknya ESCB( European System of Central Bank) Bank yang membawahi 12 anggotanya, Bank ini yang kemudian mengatur currency, sitem moneter, fiscal dll. Dari sinilah kemudian diprakarsai terbentuknya single regional currency, pada masa berakhirnya perang dingin di akhir tahun awal tahun 90an terbentuk kesepakatan yang dikenal Maastricht Treaty pada tahun 1992 yang berisi tentang integrasi European Union yang berisi nayak kebijakan seperti pendidikan ,kesehatan dll. Sehingga pada akhirnya mata uang euro menjadi suatu kenyataan pada 1 Januari tahun 1999 dan menjadi uang resmi di 11 negara Uni Eropa laiinya, para anggota di dari mulai 2002 unutk menarik uang domestic masing-masing dan pada saat itu juga mata uang euro diedarkan.
Pencapaian mata unag tunggal seperti yang telah kita ketahui melaui proses yang begitu panjang, walhasil Ueropean Union akhirnya bisa terbentuk juga, sekarang Uni Eropa semakin mengembangkan sayapnya melalui rerkrutmen anggota baru hingga saat ini mencapai 25 anggota dan masih namyak lagi negara-negara Eropa laiinya yang tertarik masuk ke dalam Uni Eropa ini seperti Turkey dll. Integrasi Ertopa ini juga mencapi bahan acuan dasar yang banuyak di pakai oleh kawasan lainnya.
Referensi:
stilles W Kendal “Case Histories in international Politic’ 2003
Deutsch Karl W “The Analysis of International Relation” 2003
rumusan masalah disini yaitu peneliti ingin mengetahui lebih mendalam bagaimana proses terbentukya dan motivasi terbentuknya Eoropean Union ?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Merujuk dari rumusan maalah yang ada maka manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini, peneliti khususnya akan mengetahui secara lebih mendetail kronologis dan motivasi mereka mendirikan European Union .
Batasan Penelitian
Demi memfokuskan penelitian ini maka peneliti akan memberi batasan penelitian, yaitu sebatas kronologi terbentuknya Eropean Union lebih khususnya pasca PDll, sampai terbentuknya mata uang tunggal Euro yang di terapkan hingga sekarang.
Pembahasan
Dahsyatnya dampak PDll dan ketakutan terhadap facism dan ekspansi Jerman membuat bangsa Eropa, khususnya Eopa Barat mempunyai sikap “never again”[15] mereka kemudian berpikir bagaimana meningkatkan solidaritas regim demokratis dan memerangi fasisme. Dari ketakutan tersebut sehingga memaksa mereka mencari solusi agar kepentingan nasional, kesjahteraan dan kedamaian itu bisa tercapai. Dari kondisi seperti ini kemudian munculah beberapa terobosan baru yang mengarah kepada proses integrasi Eropa, walaupun sebenarnya rencana itu bukan di mulai dari pasca PDll akan tetapi setelah pasca perang itu trauma dan kehancuran ekonomi semakin kentara sehingga pada saat itu secara rigid intergrasi Eropa mengalami kemajuan yang cukup signifikan.
Dari Marshal Plann kearah Unifikasi Eropa
Untuk merekonstruksi kerusakan Eropa pasca PDll Amerika Serikat memberikan batuan kepada Eropa yang dikenal Marshal Plann (yang dikenal dengan European recovery program ) pada tahun 1946, presiden AS pada saat itu, Winston Churchill mempunyai hasrat yang tinggi terhadap integrasi Eropa, terbukti dari pidatonya:
“…if it were generally and spontaneously adopted, would, as if by a miracle, transform the whole scene, and would, in a few years, make all Europe, or the greater part of it, a free and happy as Switzerland is today”[16]
Pidato tersebut mengarah bahwa dia mempunyai keinginan membuat suatu institusi regional seperti United states of Europe[17]. Winston beretorika terhadap alasan kenapa butuh dibentuk suatu integritas Eropa pertama alasan keamanan, kedua kemakmuran, ketiga kebebasan dan mobilitas, keempat adalah Power[18]. Pertama masalah keamanan, Winston beranggapan Negara-negara Eropa sudah gagal dalam memberikan
[1] Di susunoleh Fadhor Rohman, Mahasiswa Hubungan Internasional angkatan 2008 universitas Muhammadiyah Malang.
[2]Kendal w stilles, 2003 “Case Histories in international Politic’
[3] Ibid hal230-231.
[4] Ibid,hal 232
[5] ibid
[6] ibid
[7] Ibid hal 234
[8] Ibid 236.
[9] Kendal w stilles, 2003 “Case Histories in international Politic’
[10] Ibid hal 383
[11] ibid
[12] ibid
[13] ibid
[14] ibid
[15] Ibid hal 337
[16] Winston churchill, pidato di Zurich, september 1946 di print kembali oleh Andrew and Frances Boyd, Western Union; study of the trend toward European unity’ dalam buku Karl W. Deutsch “The Analysis of International Relation” 2003
[17] ibid
[18] Ibid hal 230
Tidak ada komentar:
Posting Komentar