Subscribe:

Ads 468x60px

Jumat, 05 Oktober 2012

KPK butuh dukungan dari 'KITA" (Cicak Vs Buaya Jilid II)



Pada dini hari tadi dikeuarkanlah Pernyataan Rakyat Indonesia perihal dukungan terhadap KPK

                                  PERNYATAAN RAKYAT INDONESIA
Setelah mengikuti perkembangan perlawanan kepolisian terhadap langkah KPK dalam menindak lanjuti dugaan korupsi dalam kasusDriving Simulator, kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan:
  1. Kapolri Tidak Mampu mengendalikan anggotanya. Atas hal tersebut, Presiden harus memberhentikan Kapolri
  2. Presiden segera mengambil alih komando, baik sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan sebelum keadaan semakin memburuk
  3. Kepada rakyat untuk bersama-sama mendukung langkah KPK dalam  melakukan pembersihan di tubuh Polri dari praktek korupsi
  4. Kepada rakyat untuk bersama-sama mendukung langkah KPK dan bersatu dalam melakukan perjuangan melawan korupsi
Jakarta, 6 Oktober 2012
Pukul 00.36 WIB
(nb: pukul 00.36 WIB adalah waktu selesainya rapat antara Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Denny Indrayana, Fadjroel, Usman Hamid, Tama Langkun, Erry Riyana Hardjapamengkas, Anies Baswedan, dan tokoh publik lainnya di lantai 3 KPK).
Pernyataan yang mengatasnamakan rakyat Indonesia diatas banyak yang tidak orang ketahui, pasalnya pernyataan tersebut dikeluarkan pada dini hari dan tidak dilakukan secara besar-besaran, namun apapunitu, melihat dari isi pernyataan diaatas penulis sangat memberi legitimasi kepada pembuat pernyataan tersebut dan dikeluarkannya pernytaan itu sangat urgent dimana pada saat itu kedung KPK sedang di kepung oleh pihak kepolisian yang “katanya” ingin menangkap Novel Baswedan yang merupakan inisiator (Tribunnews.com, 05/10/2012) sekaligus pemimpin penyidik pengadaan simulator SIM dengan tersangkanya Irjen Djoko Susilo.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafii Amar mengatakan, Kompol Novel mau ditangkap karena terkait dugaan penganiayaan berat terhadap pencuri sarang burung walet di Bengkulu. Yakni, penembakan pada kaki tersangka pencuri sarang burung walet itu. Terjadi pada 2004. Waktu itu Kompol Novel menjadi Kasatreskrim di Polda Bengkulu. (Kompas.com, 05/10/2012)

Sangat Ironis, kenapa kasus tahun 2004 lalu baru saja diungkap dan dibarengi ketika Novel memimpin tim penyidik korupsi yang menyeret jenderal POLRI?.
kenapa tidak tahun-tahun sebelumnya, lagipula penembakan yang dilakukan bukan oleh Novel sendiri melainkan anak buahnya dan sebenarnya kasus tersebut sudah tuntas. Lebih Ironis lagi minimnya dukungan pemerintah seperti SBY dalam hal ini. KPK butuh dukunga dari berbagai element masyarakat, KPK butuh kita.butuh rakyat, DPR sebagai perwakilan rakyat untuk penyampai aspirasi kami, tokoh Agama dan lainya.



Diolah dari berbagaio sumber.

Tidak ada komentar: