Subscribe:

Ads 468x60px

Jumat, 01 April 2011

ISLAM DI AMERIKA PASCA SERANGAN 11 SEPTEMBER 2001


ISLAM DI AMERIKA PASCA  SERANGAN 11 SEPTEMBER 2001[1]
After the attack of September 11, 2001 by an extremes Islam organization called Al-Qaeda the world has change, the west especially has bad stereotype toward Islam, in America non-Muslim try to avoid get contact with Muslim, they said Muslim try to destroy their country, they generalize that all of Muslim such as Al-Qaeda but in the fact most of Muslim in America condemns the attack, actually the American has wrong perspective about Islam, they know partially about Islam, even if we flash back, learn about story we will find something that it not should be happen today , Muslim has much contribution to discover American’s island, Muslim navigate Columbus to discover it , even Muslim earlier than Columbus discovered America, many of books told Muslim was earlier such as Richard Wormser, Sulayman S.Nyang and others, Muslim has much contribution in government and political building also. But today the American as like forgot about the history, even America support the Israel to hold a state and of course the impact of that Palestinian ousting from the land, this phenomena made Muslim get angry toward America.
Keywords: September 11,200, Islam, America, History
Pendahuluan
Banyak para peneliti mengatakan bahwasanya orang-orang Islam telah menemukan benua Amerika jauh sebelum Christopher Columbus menginjakkan kakinya di benua Amerika, yang kemudian di claim oleh orang eropa dengan membuat diskursus bahwasanya Columbuslah yang pertama kali, bahkan kesuksesan Columbus yang di agung-agungkan ternyata bukanlah semata-mata karena jerih payah seorang Columbus saja, dia di tuntun oleh navigator muslim, seperti yang di gambarkan dalam buku “The Sea of Tears” karangan Al-Idrisi, begitu juga Asma Gull Hasan dalam buku “ American The New generation Muslim” mengataksan Muslim may have been in America as far back 800 years ago……….many are surprised to learn of evidence that suggest that Muslim sailed to and explored north America in 1178[2]. bahkan James A.Beverley dalam buku "Islamic faith in Amerika" dia mengatakan muslim sudah ada 500 tahun sebelum Christoper Colombus tiba di Amerika, bahkan pada tahun 1311 seorang pemimpin muslim, Abubakari II mengirim 200 kapal dari spamyol menuju Amerika[3]. Kemudian populasi muslim yang ada di Amerika semakin berkembang seiring berjalannya waktu.
Steven Barboza mengidentifikasikan muslim yang ada di Amerika dalam 3 kategori[4]; pertama pendududk asli (indigenous) yang merupakan keturunan ataupun yang baru memeluk islam dan meninggalkan agama lamanya, kedua orang muslim imigran yang berasal dari 60 negara lebih yang kemudian membentuk sebuah komunitas islam, ketiga orang-orang yang menetap sementara di AS baik pengusaha, pelajar, tourist dll
Negara Amerika sangat bagus dijadikan lahan pengembangan Islam disana dikarenakan didukung oleh amandemen peratama konstitusi yang menyatakan : "Congress shall make no law respecting an establishment of religion, or prohibiting the free exercise thereof; or abridging the freedom of speech[5]......." kebebasan memeluk agama itulah yang membuat perkembangan Islam bergerak kearah lebih dinamis, dibandingkan dengan pemeluk Islam lainnya di Negara-negara yang tidak pro terhadap kebebasan, akan tetapi kebebasan itulah yang kemudian menyebabkan permasalahan di kedepannya, dengan propaganda media massa yang mengglobal, pasca serangan 9/11 ke arah WTC membuat citra muslim di Amerika cendrung buruk, mereka men-generalisir bahwasanya islam itu kejam, bringas dan lain-lain.
Dinamika eksistensi muslim Amerika ikut mewarnai konstalasi perpolitikan Amerika, semisal Malcom X, seorang politikus yang kemudian ikut menghilangkan rasisme yang ada di Amerika antara kulit hitam dan kulit putih, Malcom X sebenarnya terinspirasi setelah pergi ke Mekkah, dia melihat tidak adanya diskriminasi, antara kulit hitam, kulit putih maupun kulit sawo matang, mereka memiliki hak yang sama sehingga pulangnya dari sana Malcom menginspirasi orang-orang Amerika terutama kulit hitam untuk menuntut kesederajatan[6].
Begitu juga seorang petinju Cassius Clay yang kemudian mengganti namanya menjadi Muhammad Ali membuat orang penasaran ada apa di balik Islam sehingga membuat Clay menjadi seorang muslim.di tahun 1921-1986 seorang muslim Amerika yang bernama Ismail Al- Faruqi menagarang berbagai buku penting bahkan pada tahun 1980 dia membuat sekolah pemikiran Islam yang diberi nama  International Institute of Islamic Thought (IIIT),  begitu juga Seyyed Nasr,Imam Warith Deen Muhammad Dll. Adanya tokoh-tokoh muslim yang ikut mewarnai dinamika sosial-politik Amerika sebenarnya memberikan sumbangsih tersendiri terhadap atmospher sosial-cultural Amerika,data lain menunjukkan pada pemilihan tahun 1992 peranan muslim sangat di perhitungkan, tercatat 70% muslim melilih, sedangkan rata-rata pemilih nasional sekitar 49%[7]. Itu artinya Muslim punya kontribusi yang besar terhadap perpoloitikan Amerika, akan tetapi pada perkembangannya hubungan antara orang Islam di Amerika mengalami berbagai masalah akibat oknum-oknum yang membuat citra Islam semakin buruk.
Pasca serangan 9/11
I'm Proud to be an American and I hate Arabs and I always have[8] " demikian ungkapan salah satu masyarakat Amerika yang benci terhadap Islam dikarenakan pengebeboman pusat perdagangan Amerika yang di kenal WTC (World Trade Center) oleh ekstrimis Islam. aksi tersebut disamping membuat pertanyaan besar mengapa Islam sangat benci sekali terhadap non-muslim yang kemudian mereka penasaran untuk mempelajari lebih jauh tentang Islam bahkan banyak juga yang pada akhirnya memeluk Islam, juga membuat efek negatif yang ditujukan kepada Islam Amerika. seperti misalnya di Dallas, Texas, sebuah bom molotov dilontarkan di pusat kajian Islam, di Chicago sebuah gedung Islam ikut dihancurkan juga, di California, pom bensin milik seorang muslim dihancurkan[9]. kondisi sosial-politik semakin memojokkan Islam di Amerika, bahkan mereka enggan untuk menjalin pertemanan dengan seorang muslim, mereka mengangap bahwasanya Islam ingin menghancurkan negaranya.
Sungguh analisa parsial, sebenarnya sebagian Islam di Amerika ikut mengecam pengeboman oleh sejumlah Islam ekstrimis yang menelan ratusan korban. kebencian orang Amerika seakan-akan telah melupakan sejarah dimana peranan muslim di Amerika sangat di perhitungkan, bahkan menurut analisa penulis, Muslim lebih berhak menghuni tanah Amerika karena jauh lebih dulu menemukannya dibandingkan para migrasi Eropa itu, mereka lupa kepada navigator-navigator yang telah menuntun mereka ke tanah yang luas itu. Kebencian AS terhadap Islam bukan hanya diarahkan kepada muslim Amerika, mereka dengan propaganda media massanya seperti CNN, VoA Dll, mengecam, mengajak memerangi terrorisme yang dikonotasikan organisasi Islam adalah dalang dari terrorisme. Kebencian terhadap Islam bukan hanya ditujukan kepada muslim di Amerika, di belahan dunia yang mayoritas Islam juga kena sasaran kebencian Amerika, begitu juga di Afganistan, Pakistan Dll, bahkan Amerika rela menggelontorkan dananya demi memerangi terrorism ke sejumlah Negara, semisal di Indonesia, Amerika dan pemerintah Indonesia bekerjasama membuat densus 88 dalam memerangi terrorisme.
Reaksi muslim dalam menaggapi persepsi buruk terhadap muslim sangat beragam, misalnya dengan membuat film agar bisa menyentuh pemirsanya, seperti film dengan judul “ My name is Khan” suatu film yang di buat sedemikian rupa demi membentuk opini public atau semacam menggugah pemirsanya, dalam film ini di tonjolkan bahwasanya Islam tidak seperti yang mereka banyangkan sebelumnya, Islam adalah agama yang damai dan cinta kedamaian, suka menolong dan tidak pandang bulu. Perjuangan yang gigih demi membuktikan kepada setiap orang bahwasanya Islam cinta damai pada akhirnya membuahkan suatu simpati yang sangat luar biasa dari non-muslim, sunggug film yang menggugah kepada setiap pemirsanya baik Muslim ataupun non-muslim.
Persepsi buruk oleh masyarakat Amerika sebenarnya bisa diminimalisir, mereka benci akan eksistensi Islam karena tidak mengerti dari esensi ajaran Islam itu sendiri bahkan mereka acuh tak acuh terhadap Islam, berbeda sekali dengan sebagian orang Amerika yang curious terhadap Islam dan memulai mengkajinya, terbukti mereka banyak meninggalkan agama lamanya dan memeluk Islam, jadi untuk meminimalisir dari permasalahan persepsi diatas salah satu jalan keluarnya dengan memperbanyak sharing/dialogue interfaith agar tercipta suatu pemahan yang meluas sehinga tidak terjadi mispersepsi diantara mereka.
Referensi :
·         James A Berveley, Islam faith in America,2003 USA
·         Steven Barboza, Jihat Gaya Hidup Amerika.1993
·         Richard Wormser, American Islam Growing upMuslim in America.2003.USA
·         Asma Gull hasan “ American The New Generation”
ISLAM DI AMERIKA PASCA  SERANGAN 11 SEPTEMBER 2001


UMM


Oleh :
Fadhor Rohman 08260087





JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011


[1] Di tulis oleh Fadhor Rohman mahasiswa Hubungan Internasional UMM angkatan 2008
[2] Asma Gull hasan “ American The New Generation
[3] James A Berveley, 2003, Islam faith in America. USA
[4] Steven Barboza, 1993 Jihat Gaya Hidup Amerika.
[5]Konstitusi Amerika dalam Steven Barboza,1993 Jihat Gaya hidup Amerika
[6] Opcit.James A
[7]Opcit. James A
[8] Richard Wormser,2003, American Islam Growing up Muslim in America, USA
[9] ibid

Tidak ada komentar: