Aksi
Kolektif dan Kekerasan[1]
(Charles
tilly)
“Pengambilalihan dan rasionalisasi
kebiadaban moral telah menjadi bagian utama pengalaman kaum kapitalis”
-Barrington Moore Jr
Sepenggal
kutipan kecil dari tulisan barrington moore Jr diatas akan mengantarkan tulisan
ini dalam mencoba memhami beberapa ide
pokok dari charles tilly mengenai aksi kolektif dan kekerasan, Charles tilly
lebih meilhat aksi kolektif merupakan suatu aksi yang muncul karena beberapa
individu kemudian memiliki kesamaan tujuan yang menggerakkan mereka untuk
melakukan suatu tindakan berasama demi mencapai tujuannya. Namum Charles tilly
melihat beberapa kasus aksi kolektif yang pernah terjadi justru menunjukkan
adanya penyimpangan-penyimpangan yang timbul sebagai respon yang tidak
beralasan, Ini diakibatkan karena gerakan-gerakan dari aksi kolektif kemudian
mudah disusupi dan ditanami oleh kepentingan-kepentingan sekelompok orang yang
umumnya adalah kaum kapital. Moore pun menyuarakan skeptisisme halus yang
sangat sulit mengenai sejauh mana organisasi besar dan gerakan massa
benar-benar mampu memenuhi kebutuhan akan keadilan bagi para anggotanya, Oleh
karen itu charles tilly mencoba melihat asumsi dasar moore yang mencoba
memutuskan dua tradisi utama dalam menganalisis aksi kolektif rakyat. Tradisi
pertama dimana memperlakukan protes, Pemberontakan, dan fenomena terkait
sebagai respon tak beralasan untuk menekan dan tradisi yang kedua yakni yang
mengikat semua aksi yang berbeda sebagai ungkapan pergerakan sosial yang
berkembang.
Charles
tilly memilih istilah abstrak aksi kolektif dari pada protes atau pemberontakan
karena ada dua alasan. Pertama berkenaan dengan kosa kata konvensional dimana
tidak hanya protes dan pemberontakan tetapi juga kekacauan, Ganguan dan istilah
yang sama menghukum tampa memeriksa maksud dan kedudukan aktor yang kesemuaan
itu dapat di cover dalam satu kata yakni “aksi
kolektif”. Yang kedua, Aksi kolektif mencakup berbagai perilakau yang
hubungan dan ciri-ciri umumnya patut
mendapat perhatian.
Akan
tetapi tujuan utama tulisan dari charles tilly ini hanya mecoba menggambarkan
perbedaan aksi di abad ke 18 dan abad ke 19[2], Dengan pemahaman yang
jelas mengenai zona kelabu diantara abad-abad tersebut. Dimana abad ke 18
ditandai dengan ciri aksi kolektif penjarahan makanan, Pemberontakan terhadap
pajak, Penyerbuan lahan, Teater jalanan yang parau dan cara-cara yang lainya
untuk menyampaikan tuntutan, Dalam aksi kolektif abad ke 18 ini memperlihatkan
sebuah aksi kolektif yang masih sangat tradisional dalam menyuarakan
tuntutanya, Ini disebabkan kurangya pemanfaatan ruang publik serta media untuk
menarik perhatian rakyat dan pemerintah demi mencari dukungan atas tuntutanya
dan aksi kolektif seperti ini umumnya berimbas pada aksi kekerasan jika
tuntutanya tidak terpenuhi. Namum abad ke 19 lebih ditandai dengan Aksi mogok,
Demonstrasi, Rapat publik dan Sidang pemilihan. Ini memperlihatkan aksi
kolektif pada abad ke 19 sudah mulai melihat peran penting pemanfaatan ruang
publik serta media dalam menggalang dukungan rakyat serta menyuarakan
tuntutannya. Aksi kolektif kedua abad itu memiliki ciri pergeseran yang
fundamental yakni pada Hilangnya proses politik. Maksud dari hilangnya proses
politik adalah pada bergesernya makna dari aksi kolektif tersebut. Aksi
kolektif abad 19 merupakan sebuah ciri pergeseran hilangnya proses politik dari
aksi kolektif yang sering terjadi pada abad ke 18. Aksi kolektif pada abad ke
19 menunjukkan adanya pemahaman mengenai independensi dan kemandirian dalam
menyuarakan tuntutanya tampa harus mengikuti mekanisme dari politik
pemerintahan. Aksi abad ke 19 menunjukkan sebuah aksi yang mulai melihat
pemanfaatan ruang publik sebagai lahan strategis untuk menggalang dukungan dan
untuk menyuarakan tuntutanya sehingga aksi kolektif pada abad ke 19 kemudian
lebih bersifat apoitis atau non politik dan murni atas kemandirian rakyat dalam
melakukan aksi kolektif untuk menyuarakan tuntutanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar